Bag.10
Perjalanan Ke Negeri Angin
Oleh: Syaiful Bahri
“Paman Caru. Terima kasih telah
memberitahu kami untuk bersembunyi di sini, Kata BIbo menghampiri Caru, si
orang aneh penjaga hutan Rana. Jika paman tidak memberitahukan keberadaan
lorong-lorong ini. Mungkin kami sudah tertangkap oleh pasukan Emos yang
mengejar kami.”
“Hemm…BIbo. Sudah menjadi tugasku untuk
menyelamatkan kalian dari musuh-musuh kerajaan negeri angin. Sahut Caru sambil
mengelus-ngelus dadanya sendiri. Ini juga karena kesalahan paman.” Tampak wajah
Caru berubah menjadi sedih. Hal ini membuat BIbo dan Aray menjadi keheranan.
Siapakah paman Caru ini sebenarnya? Sekali lagi mereka melihat Caru mendehem
seperti orang yang sedang mengingat-ngingat sesuatu.
“BIbo, dulu paman adalah seorang
penasehat di kerajaan negeri angin. Negeri angin adalah sebuah negeri yang
indah, orang-orangnya hidup damai. Negeri yang digelari dengan negeri seribu
angin itu dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia adalah ayah
pangeran Aray. Sambil matanya melirik kearah Aray yang dengan serius dari tadi
mendengarkan ceritanya. Caru mencoba membungkukkan badannya memberi rasa
hormatnya kepada pangeran Aray. Dengan agak canggung pangeran Aray mencoba
untuk membalasnya. Namun pada suatu hari terjadi keributan di negeri angin.
Keributan itu disebabkan perselisihan kecil panglima perang Emos yang menolak
perintah raja untuk tidak membunuh tawanan perang. Banyak anak-anak yang tewas
di tangan Emos. Karena Emos beranggapan jika anak-anak itu dibiarkan hidup.
Mereka akan merusak kedamaian di negeri angin.”
Caru terdiam sejenak. Ia mencari tempat
untuk duduk di dalam gua akar pohon tempat mereka bersembuyi. Ia merogoh tas
biru yang selalu dibawanya kemanapun. Ia mengambil selembar daun yang berbentuk
aneh dari dalamnya. Dan mengambil kantung-kantung akar yang berisi titik air di
dalam gua akar pohon. Kemudian ia menggulung kantung-kantung itu dengan daun
tadi. Tiba-tiba gua akar pohon itu menjadi terang. Tapi ada yang aneh. Mereka
melihat ada sebuah kotak cahaya yang terbentuk memantul dari dinding akar
pohon. Itu wajah mereka. Wajah mereka ada di akar pohon yang terkena pantulan
cahaya dari kantung-kantung akar titik air yang digulung daun aneh tadi.
“Paman Caru, daun apakah itu? Tanya BIbo
tidak sabar. Kenapa wajah kami ada dalam pantulan cahaya di akar pohon itu?”
“Beginilah cara paman untuk melihat dan
meramalkan masa depan dari negeri angin.”
BIbo dan Aray saling berpandangan.
Mereka tidak mengerti.
“Kunci yang kalian cari itu adalah
sama.” Perkataan paman Caru membuat keduanya kembali saling melirik. Bagaimana
paman Caru tahu tentang kunci itu? sedangkan mereka tidak pernah mengatakannya
kepada siapapun. Tapi mereka masih tetap diam menunggu kata-kata paman Caru
selanjutnya. Daun ini namanya Daun Siangin Biru. Daun ini tidak ada tumbuh di
hutan Rana. Paman menemukan daun ini tumbuh di negeri angin pada suatu tempat
yang sangat dirahasiakan. Daunnya yang berwarna biru bila disatukan dengan
titik air dari kantung-kantung akar dari pohon Rana akan mengeluarkan cahaya.
Bila cahaya itu mengenai suatu tempat akan memantulkan gambar orang-orang yang
sedang diramalkan di masa depan. Bukankah kalian berdua sudah melihat wajah
kalian yang memantul dari akar pohon itu? Tanya paman Caru kepada BIbo dan
Aray. Keduanya menganggukkan kepalanya
secara bersamaan.
“Kesalahan paman dulu adalah melanggar
janji paman sendiri.”
“Kesalahan apa itu paman?” Tanya Aray
memecah kebisuannya.
“Paman melanggar janji kepada ayahmu.
Sahut paman Caru menarik nafasnya dalam sambil menatap wajah Aray. Maafkan
paman pangeran Aray. Paman bersalah kepada ayahmu.” Ungkapnya sedih menyesali
apa yang telah terjadi.
“Paman melakukan kesalahan apa rupanya?’
Tanya Aray lagi mencari tahu.
Sambil duduk lesu dan tertunduk paman
Caru mengatakan bahwa ia telah mencuri kunci kerajaan dan memberikannya kepada
panglima perang Emos. Waktu itu panglima perang Emos memaksa dirinya untuk
mengambil kunci kerajaan dari tempatnya karena ia yang tahu cara mengambilnya.
Hal itu dilakukan karena paman Caru merasa berhutang budi kepada Emos yang
telah menyelamatkan jiwanya dari peperangan. Saat itu Emos mengatakan ia ingin
menggunakan kunci kerajaan itu untuk menyelamatkan negeri angin dari
musuh-musuhnya. Tapi ternyata panglima perang Emos berkhianat kepada raja dan
ingin menjadi raja di negeri angin. Sehingga terjadilah kerusuhan dan keributan
di negeri angin.
“Lalu paman meminta kepada salah seorang
pelayan kerajaan yang bernama Dubi untuk memberikan kunci kerajaan kepada
seorang anak laki-laki di sebuah negeri lain. Namun setelah diberikan kepada
anak laki-laki itu. tanpa sepengetahuan pelayan tersebut. Paman mengambilnya
kembali dari tangan anak itu sembari meninggalkan pesan untuk keluarganya. Agar
setelah 10 tahun kemudian anak laki-laki itu mengambil kembali kunci kerajaan
yang hilang itu.” cerita paman Caru kepada BIbo dan Aray.
“Kenapa paman Caru mengambil kembali
kunci itu? dan bagaimana paman bisa mendapatkannya dari panglima perang Emos?”
“Pertanyaanmu pintar sekali BIbo. Untuk
apa aku mengambilnya kembali dari tangan anak itu. Semua itu karena ada
hubungannya dengan kakekmu.”
Damm…dag..dig..dug..jantung BIbo
seketika berdegup dengan kencang. Saat paman Caru menyebut kakeknya. Ia jadi
tidak sabar mengetahuinya dari paman Caru.
“Katakan paman apa yang sebenarnya
terjadi terhadap kakekku dan dimana ia sekarang? BIbo nyaris hilang
kesabarannya. Kalau saja tidak segera di tahan Aray.
Paman Caru menarik nafasnya dalam-dalam
dan mengeluarkannya pelan sekali berusaha menahan bunyinya. Begitu juga dengan
perasaan yang ia rasakan. Tak ada lagi kekehan dan tawanya yang lucu bila
mengingat peristiwa yang telah terjadi.
“Kakekmu orang yang baik dan pekerja
yang sangat rajin. Tapi saat itu kakekmu berada di tempat dan waktu yang salah.
Saat bingkai pasir biru yang ada di hutan Rana ini sedang terbuka. Waktu itu
sedang terjadi pertempuran yang di pimpin oleh panglima perang Emos.
Pertempuran nyaris dimenangkan oleh pihak musuh. Tapi sesuatu terjadi. Badai
pasir biru terjadi dan menghantar halilintar. Saat badai lenyap semua musuh
berlarian karena mereka melihat ada seorang manusia yang muncul ditengah-tengah
peperangan mereka beriringan dengan suara halilintar yang menyambar-nyambar.
Pihak musuh meyakini bahwa kakekmu adalah Panglima halilintar penjaga negeri
angin yang turun dan akan membunuh mereka. Jadi semua musuh berlarian ketakutan.
Mereka menghilang dan bersembunyi di hutan Rana. Sampai bingkai pasir biru
tertutup lagi.”
“Tapi paman Caru. Bagaimana ceritanya
kunci kerajaan itu bisa paman dapatkan kembali?”
“Waktu itu, paman merasa sangat bersalah
sekali kepada Raja negeri angin. Karena telah mencuri kunci kerajaan dan
memberikannya kepada panglima perang Emos. Saat pemberontakan sedang terjadi.
Paman membuka pintu bingkai pasir biru, banyak pasukan pemberontak yang lari
dan tewas.tapi pemberontakan tetap berlangsung dan kerajaan negeri angin dapat
dikuasai panglima perang Emos. Kunci kerajaan diserahkan kepada paman oleh
Emos. Agar mengembalikannya ke tempat semula. Tapi paman justru memberikannya
kepada Dubi.”
“Jadi paman Dubi yang waktu itu
memberikan kunci kerajaan kepadaku paman?” sahut BIbo.
Paman Caru mengganggukkan kepalanya.
“Ia, dan paman mengatakan kepada panglima perang Emos bahwa kunci itu berhasil
dicuri oleh pengikut setia dari raja negeri angin.”
Mendengar itu, Panglima perang Emos
mengamuk. Dan tidak membiarkan setiap
anak yang lahir dari raja terdahulu untuk hidup. Termasuk Aray yang terus
diburunya. Sedangkan paman sendiri di usir dari negeri angin. Dan akan dibunuh
bila mencoba datang ke negeri angin.” Paman Caru bangkit dari duduknya dan
berdiri mengintip keluar dari lubang-lubang akar pohon.
“Paman belum menjelaskan alasan paman
mengambil kembali kunci itu dari BIbo kecil?” Tanya Aray.
“Sampai saat ini tidak ada satu orang
pun yang mengetahui di mana keberadaan kunci kerajaan itu. Kunci itu penting
bagi BIbo untuk dapat menemukan kembali kakeknya yang hilang di bawa
halilintar. Dan kunci itu sangat penting bagi kedamaian di negeri angin. Paman
telah menghilangkan kunci itu di lembah hutan Rana saat kabut biru menghalangi
paman untuk kembali ke negeri angin. Tapi ada satu benda biru bulat yang dapat
mengetahui di mana keberadaan kunci kerajaan itu. karena benda itu adalah
bagian kecil dari sumber kekuatan rahasia kerajaan negeri angin yang tertinggal
di saat lenyapnya kakek BIbo.”
Si Blue, apakah yang dimaksud paman Caru
itu Si Blue?
Baca Juga: Aray Pangeran Negeri Angin Bagian 9
Perjalanan Ke Negeri Angin
Lihat juga: Al-Qur'an Indeks Terjemahan