Sabtu, 04 Agustus 2018

“Menyingkap Rahasia Kunci Yang Hilang”


Bag.10

Perjalanan Ke Negeri Angin

Oleh: Syaiful Bahri

“Paman Caru. Terima kasih telah memberitahu kami untuk bersembunyi di sini, Kata BIbo menghampiri Caru, si orang aneh penjaga hutan Rana. Jika paman tidak memberitahukan keberadaan lorong-lorong ini. Mungkin kami sudah tertangkap oleh pasukan Emos yang mengejar kami.”

“Hemm…BIbo. Sudah menjadi tugasku untuk menyelamatkan kalian dari musuh-musuh kerajaan negeri angin. Sahut Caru sambil mengelus-ngelus dadanya sendiri. Ini juga karena kesalahan paman.” Tampak wajah Caru berubah menjadi sedih. Hal ini membuat BIbo dan Aray menjadi keheranan. Siapakah paman Caru ini sebenarnya? Sekali lagi mereka melihat Caru mendehem seperti orang yang sedang mengingat-ngingat sesuatu.

“BIbo, dulu paman adalah seorang penasehat di kerajaan negeri angin. Negeri angin adalah sebuah negeri yang indah, orang-orangnya hidup damai. Negeri yang digelari dengan negeri seribu angin itu dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia adalah ayah pangeran Aray. Sambil matanya melirik kearah Aray yang dengan serius dari tadi mendengarkan ceritanya. Caru mencoba membungkukkan badannya memberi rasa hormatnya kepada pangeran Aray. Dengan agak canggung pangeran Aray mencoba untuk membalasnya. Namun pada suatu hari terjadi keributan di negeri angin. Keributan itu disebabkan perselisihan kecil panglima perang Emos yang menolak perintah raja untuk tidak membunuh tawanan perang. Banyak anak-anak yang tewas di tangan Emos. Karena Emos beranggapan jika anak-anak itu dibiarkan hidup. Mereka akan merusak kedamaian di negeri angin.”

Caru terdiam sejenak. Ia mencari tempat untuk duduk di dalam gua akar pohon tempat mereka bersembuyi. Ia merogoh tas biru yang selalu dibawanya kemanapun. Ia mengambil selembar daun yang berbentuk aneh dari dalamnya. Dan mengambil kantung-kantung akar yang berisi titik air di dalam gua akar pohon. Kemudian ia menggulung kantung-kantung itu dengan daun tadi. Tiba-tiba gua akar pohon itu menjadi terang. Tapi ada yang aneh. Mereka melihat ada sebuah kotak cahaya yang terbentuk memantul dari dinding akar pohon. Itu wajah mereka. Wajah mereka ada di akar pohon yang terkena pantulan cahaya dari kantung-kantung akar titik air yang digulung daun aneh tadi.

“Paman Caru, daun apakah itu? Tanya BIbo tidak sabar. Kenapa wajah kami ada dalam pantulan cahaya di akar pohon itu?”

“Beginilah cara paman untuk melihat dan meramalkan masa depan dari negeri angin.”

BIbo dan Aray saling berpandangan. Mereka tidak mengerti.

“Kunci yang kalian cari itu adalah sama.” Perkataan paman Caru membuat keduanya kembali saling melirik. Bagaimana paman Caru tahu tentang kunci itu? sedangkan mereka tidak pernah mengatakannya kepada siapapun. Tapi mereka masih tetap diam menunggu kata-kata paman Caru selanjutnya. Daun ini namanya Daun Siangin Biru. Daun ini tidak ada tumbuh di hutan Rana. Paman menemukan daun ini tumbuh di negeri angin pada suatu tempat yang sangat dirahasiakan. Daunnya yang berwarna biru bila disatukan dengan titik air dari kantung-kantung akar dari pohon Rana akan mengeluarkan cahaya. Bila cahaya itu mengenai suatu tempat akan memantulkan gambar orang-orang yang sedang diramalkan di masa depan. Bukankah kalian berdua sudah melihat wajah kalian yang memantul dari akar pohon itu? Tanya paman Caru kepada BIbo dan Aray.  Keduanya menganggukkan kepalanya secara bersamaan.

“Kesalahan paman dulu adalah melanggar janji paman sendiri.”

“Kesalahan apa itu paman?” Tanya Aray memecah kebisuannya.

“Paman melanggar janji kepada ayahmu. Sahut paman Caru menarik nafasnya dalam sambil menatap wajah Aray. Maafkan paman pangeran Aray. Paman bersalah kepada ayahmu.” Ungkapnya sedih menyesali apa yang telah terjadi.

“Paman melakukan kesalahan apa rupanya?’ Tanya Aray lagi mencari tahu.

Sambil duduk lesu dan tertunduk paman Caru mengatakan bahwa ia telah mencuri kunci kerajaan dan memberikannya kepada panglima perang Emos. Waktu itu panglima perang Emos memaksa dirinya untuk mengambil kunci kerajaan dari tempatnya karena ia yang tahu cara mengambilnya. Hal itu dilakukan karena paman Caru merasa berhutang budi kepada Emos yang telah menyelamatkan jiwanya dari peperangan. Saat itu Emos mengatakan ia ingin menggunakan kunci kerajaan itu untuk menyelamatkan negeri angin dari musuh-musuhnya. Tapi ternyata panglima perang Emos berkhianat kepada raja dan ingin menjadi raja di negeri angin. Sehingga terjadilah kerusuhan dan keributan di negeri angin.

“Lalu paman meminta kepada salah seorang pelayan kerajaan yang bernama Dubi untuk memberikan kunci kerajaan kepada seorang anak laki-laki di sebuah negeri lain. Namun setelah diberikan kepada anak laki-laki itu. tanpa sepengetahuan pelayan tersebut. Paman mengambilnya kembali dari tangan anak itu sembari meninggalkan pesan untuk keluarganya. Agar setelah 10 tahun kemudian anak laki-laki itu mengambil kembali kunci kerajaan yang hilang itu.” cerita paman Caru kepada BIbo dan Aray.

“Kenapa paman Caru mengambil kembali kunci itu? dan bagaimana paman bisa mendapatkannya dari panglima perang Emos?”

“Pertanyaanmu pintar sekali BIbo. Untuk apa aku mengambilnya kembali dari tangan anak itu. Semua itu karena ada hubungannya dengan kakekmu.”

Damm…dag..dig..dug..jantung BIbo seketika berdegup dengan kencang. Saat paman Caru menyebut kakeknya. Ia jadi tidak sabar  mengetahuinya dari paman  Caru.

“Katakan paman apa yang sebenarnya terjadi terhadap kakekku dan dimana ia sekarang? BIbo nyaris hilang kesabarannya. Kalau saja tidak segera di tahan Aray.

Paman Caru menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan sekali berusaha menahan bunyinya. Begitu juga dengan perasaan yang ia rasakan. Tak ada lagi kekehan dan tawanya yang lucu bila mengingat peristiwa yang telah terjadi.

“Kakekmu orang yang baik dan pekerja yang sangat rajin. Tapi saat itu kakekmu berada di tempat dan waktu yang salah. Saat bingkai pasir biru yang ada di hutan Rana ini sedang terbuka. Waktu itu sedang terjadi pertempuran yang di pimpin oleh panglima perang Emos. Pertempuran nyaris dimenangkan oleh pihak musuh. Tapi sesuatu terjadi. Badai pasir biru terjadi dan menghantar halilintar. Saat badai lenyap semua musuh berlarian karena mereka melihat ada seorang manusia yang muncul ditengah-tengah peperangan mereka beriringan dengan suara halilintar yang menyambar-nyambar. Pihak musuh meyakini bahwa kakekmu adalah Panglima halilintar penjaga negeri angin yang turun dan akan membunuh mereka. Jadi semua musuh berlarian ketakutan. Mereka menghilang dan bersembunyi di hutan Rana. Sampai bingkai pasir biru tertutup lagi.”

“Tapi paman Caru. Bagaimana ceritanya kunci kerajaan itu bisa paman dapatkan kembali?”

“Waktu itu, paman merasa sangat bersalah sekali kepada Raja negeri angin. Karena telah mencuri kunci kerajaan dan memberikannya kepada panglima perang Emos. Saat pemberontakan sedang terjadi. Paman membuka pintu bingkai pasir biru, banyak pasukan pemberontak yang lari dan tewas.tapi pemberontakan tetap berlangsung dan kerajaan negeri angin dapat dikuasai panglima perang Emos. Kunci kerajaan diserahkan kepada paman oleh Emos. Agar mengembalikannya ke tempat semula. Tapi paman justru memberikannya kepada Dubi.”

“Jadi paman Dubi yang waktu itu memberikan kunci kerajaan kepadaku paman?” sahut BIbo.

Paman Caru mengganggukkan kepalanya. “Ia, dan paman mengatakan kepada panglima perang Emos bahwa kunci itu berhasil dicuri oleh pengikut setia dari raja negeri angin.”

Mendengar itu, Panglima perang Emos mengamuk. Dan tidak membiarkan  setiap anak yang lahir dari raja terdahulu untuk hidup. Termasuk Aray yang terus diburunya. Sedangkan paman sendiri di usir dari negeri angin. Dan akan dibunuh bila mencoba datang ke negeri angin.” Paman Caru bangkit dari duduknya dan berdiri mengintip keluar dari lubang-lubang akar pohon.

“Paman belum menjelaskan alasan paman mengambil kembali kunci itu dari BIbo kecil?” Tanya Aray.

“Sampai saat ini tidak ada satu orang pun yang mengetahui di mana keberadaan kunci kerajaan itu. Kunci itu penting bagi BIbo untuk dapat menemukan kembali kakeknya yang hilang di bawa halilintar. Dan kunci itu sangat penting bagi kedamaian di negeri angin. Paman telah menghilangkan kunci itu di lembah hutan Rana saat kabut biru menghalangi paman untuk kembali ke negeri angin. Tapi ada satu benda biru bulat yang dapat mengetahui di mana keberadaan kunci kerajaan itu. karena benda itu adalah bagian kecil dari sumber kekuatan rahasia kerajaan negeri angin yang tertinggal di saat lenyapnya kakek BIbo.”

Si Blue, apakah yang dimaksud paman Caru itu Si Blue?

Baca Juga: Aray Pangeran Negeri Angin Bagian 9
Perjalanan Ke Negeri Angin